Analisis titrimetri adalah analisis kimia
kuantitatip dengan cara melakukan titrasi dan menentukan volume larutan
penitrir yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti yang bereaksi secara
kuantitatip dengan zat yang akan ditentukan.
Larutan penitrir yang konsentrasinya telah
diketahui dengan teliti di atas, disebut larutan standar atau larutan lembaga.
Konsentrasi larutan standar dinyatakan dalam gram ekivalen/liter atau disebut
normalitas.
Proses penambahan larutan standar ke dalam
lautan yang akan ditentukan dilakukan melalui buret, dilakukan sampai terjadi
reaksi sempurna antara larutan standar dengan zat yang ditentukan. Proses ini
disebut titrasi.
Untuk mengetahui telah terjadi reaksi yang
sempurna, sering dapat diamati dari terjadinya perubahan pada larutan yang
ditentukan; misalnya dengan terjadinya perubahan warna, timbulnya endapan, atau
terbentuknya senyawa kompleks berwarna. Tetapi kadang terjadinya reaksi yang
sempurna ini tidak menimbulkan perubahan fisik yang dapat diamati. Untuk
membantu mengetahui terjadi reaksi yang sempurna tersebut perlu ditambahkan
senyawa lain yang bertugas memberitahu kepada kita bahwa reaksi sempurna telah
terjadi. Senyawa lain yang sengaja ditambahkan untuk menandai terjadinya reaksi
yang sempurna di dalam proses titrasi ini disebut indikator.
Saat ketika terjadi reaksi sempurna antara
larutan standar dengan zat yang ditentukan di dalam larutan cuplikan disebut
Titik Ekivalen. Idealnya, perubahan fisik pada larutan teramati tepat bersamaan
dengan terjadinya reaksi sempurna ini. Tetapi hal ini sering sulit dilakukan.
Sebagai contoh, keterbatasan kemampuan mata manusia seringkali tidak dapat
membedakan larutan yang transparan dengan berwarna pink yang sangat muda, atau
warna ungu KMnO4 yang sangat tipis, atau timbulnya endapan yang sangat sedikit.
Akibatnya kita cenderung menambahkan larutan standar sedikit berlebih sehingga
perubahan fisik yang terjadi pada larutan dapat teramati. Saat ketika
terjadinya perubahan fisik pada larutan dapat teramati ini disebut Titik Akhir
Titrasi. Selisih volume larutan standar yang ditambahkan pada saat terjadi
Titik Ekivalen dengan pada saat Titik Akhir Titrasi disebut kesalahan titrasi.
Kesalahan titrasi ini harus ditekan sekecil mungkin. Bagi proses titrasi yang
memerlukan indikator, maka pemilihan indikator harus tepat, artinya indikator
hanya akan memberikan/menyebabkan perubahan fisik pada larutan pada saat volume
larutan standar sedekat mungkin dengan volume yang diperlukan untuk terjadi
Titik Ekivalen.
Banyaknya zat yang akan ditentukan dihitung
dengan mengukur banyaknya larutan standar yang diperlukan dalam titrasi dengan
hukum ekivalensi kimia.
Dahulu titrimetri sering disebut volumetri
karena analisis ini melibatkan pengukuran volume larutan standar yang
digunakan. Tetapi sekarang lebih lazim disebut titrimetri. Pengertian volumetri
dipakai untuk analisis analit yang melibatkan pengukuran volume secara umum.
Contoh, penentuan kadar H2O2 dengan cara mereduksi senyawa tersebut menjadi H2O
dan O2 menggunakan katalis MnO2. Kadar H2O2 dalam sampel dapat dihitung dengan
mengukur volume gas O2 yang dihasilkan dan menghitung jumlah mol gas tersebut.
Dari persamaan reaksinya, maka mol H2O2 yang terurai dapat dihitung. Perhatikan
bahwa dalam percobaan ini juga ada pengukuran volume, yakni pengukuran gas O2
yang diperoleh dari hasil peruraian.(Sisler, 1980)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar